Kelapa sawit berasal
dari Afrika dan Amerika Selatan, tepatnya di Brazil. Di Brazil tanaman ini
tumbuh secara liar atau setengah liar di sepanjang tepi sungai. Kelapa sawit
yang termasuk dalam subfamily cocoidae merupakan asli tanaman Amerika Selatan.
Tanaman kelapa sawit
termasuk ke dalam tanaman berbiji satu (monokotil) yang memiliki akar serabut.
Saat awal perkecambahan, akar pertama muncul dari biji yang berkecambah
(radikula). Setelah itu, radikula akan mati dan membentuk akar utama atau akar
primer. Selanjutnya, akar primer akan membentuk akar sekunder, tersier dan
kuartener. Akar berfungsi sebagai penyerap air dan unsur hara dalam tanah,
serta untuk melakukan respirasi tanaman. Selain itu, sebagai penyangga
berdirinya tanaman sehingga mampu menyokong tegaknya tanaman pada ketinggian
yang mencapai puluhan meter hingga
tanaman berumur 25 tahun. Akar tanaman kelapa sawit tidak berbuku, ujungnya
runcing, dan berwarna putih atau kekuningan (Pahan, 2008).
Batang
kelapa sawit berbentuk silinder dengan diameter sekitar 10 cm pada tanaman muda
hingga 75 cm pada tanaman tua. Tinggi batang bertambah sekitar 25-60 cm per
tahun (tergantung varietas). Umur ekonomis tanaman sangat dipengaruhi oleh
pertambahan tinggi batang per tahun. Semakin rendah pertambahan tinggi batang,
semakin panjang umur ekonomis tanaman. Batang mempunyai 3 fungsi utama yaitu :
(1) sebagai struktur yang mendukung daun, bunga, dan buah ; (2) sebagai sistem
pembuluh yang mengangkut air dan hara mineral dari akar ke atas serta hasil
fotosintesis (fotosintat) dari daun ke bawah ; serta (3) kemungkinan juga
berfungsi sebagai organ penyimpan makanan (Pahan, 2008).
Daun kelapa
sawit membentuk suatu pelepah bersirip genap dan bertulang sejajar. Daun
merupakan pusat produksi energi dan bahan makanan bagi tanaman. Bentuk daun,
jumlah daun, dan susunannya sangat berpengaruh pada luas tangkapan sinar
matahari untuk diproses menjadi energi (Lubis dan Widanarko, 2011).
Kelapa Sawit merupakan komoditas perkebunan yang cukup penting di Indonesia dan masih memiliki prospek pengembangan yang cukup cerah. Industri Kelapa Sawit Indonesia mengalami kemajuan yang sangat pesat setidaknya 10 tahun terakhir. Indikasi ini dapat dilihat dari peningkatan luas areal perkebunan yang dibuka secara land clearing maupun replanting. pada tahun 1999 luas areal perkebunan Kelapa Sawit Indonesia baru mencapai 3,17 Juta Hekatar, tetapi pada tahun 2003 sudah meningkat menjadi 5,24 juta hektar atau naik sekitar 65% dalam kurun waktu 4 tahun. selanjutnya luas areal perkebunan Kelapa Sawit di Indonesia mencapai 7,45 juta hektar pada tahun 2008 atau meningkat 10.7% dari tahun 2007 yang mencapai 6,79 juta hektar.
Saat ini areal kelapa sawit di
Indonesia didominasi oleh perkebunan swasta. Pada tahun 2013, total areal
perkebunan kelapa sawit di Indonesia diprediksi mencapai 8.500.000 hektar,
sekitar 4.229.000 hektar (49.75%) dari total areal tersebut dimiliki oleh
perusahaan perkebunan besar swasta, sekitar 3.600.000 hektar (42.35%) dimiliki
oleh perkebunan rakyat dan sekitar 670.000 hektar 97.9) dari areal merupakan
perkebunan milik negara (BUMN) (Anonim, 2013).
Katagori Pencarian : kelapa sawit, kelapa sawit pdf, kelapa sawit unggul, kelapa sawit kalimantan, kelapa sawit dan manfaatnya, kelapa sawit di kalimantan, kelapa sawit kalimantan barat, kelapa sawit di lahan gambut, kelapa sawit indonesia 2015, kelapa sawit riau, kelapa sawit pdf,kelapa sawit unggul, kelapa sawit indonesia, kelapa sawit kalimantan, kelapa sawit dan manfaatnya, kelapa sawit di kalimantan, kelapa sawit kalimantan barat, kelapa sawit di lahan gambut, kelapa sawit indonesia 2014, kelapa sawit riau